BBM, Rakyat dan Presiden

Oleh : Adin Nuryadin,

Dari dulu gak ada ceritanya BBM naik harganya kemudian turun lagi  (he baru ditahun ini kali yang ada, namun sayang harga2ma gak kembali ikut turun ah), nah statement ini sama halnya dengan statement "Dari dulu Harga BBM terus merangkak naik tapi gak ada ceritanya orang atau keluarga di Indonesia jatuh miskin gara-gara BBM naik". 

Tapi mengapa semua seolah tak setuju dengan kebijakan pemerintah yang satu ini ? 
jawabannya tentu ada dihati masyarakat, karena masyarakat sudah banyak pengalaman semenjak dari dulu hingga menyimpulkan bahwa : "kalau harga BBM naik harganya maka seperti mengharap hujan di musim kemarau kalau kita mengharapkan harga BBM itu turun lagi, yang ada hanya Ongkos Jasa Transportasi Naik, Harga Sembako Naik, Listrik Naik, ini fakta bukan dongeng karena kita sebagai masyarakat belajar dari pengalaman. 

Lantas siapa yang salah ? 
Tentu jawabannya adalah kebijakan pemerintah yang mendidik masyarakat tidak menanamkan rasa optimis dan menaruh kepercayaan di hati masyarakat kepada pemerintah, maksud saya begini "cobalah statement pemerintah ketika memberitakan kabar kenaikan harga BBM yang naik itu diolah sedemikian rupa" seperti "Diumumkan kepada seluruh masyarakat NKRI bahwa sejak tanggal 18 Nopember 2014 harga BBM akan naik sebesar Rp. 2000 yang asalnya Rp. 6500 menjadi Rp. 8500,- 2 tahun kedepan dengan maksud pengalihan dana untuk kemajuan negara kita, dan insyaallah pada tanggal 18 Nopember 2017 pemerintah akan mengembalikan lagi harga BBM kepada harga semula".
Nah kalau saja statement pemerintah ketika menaikkkan harga BBM seperti diatas itu mempunyai makna luas yang intinya ada timbal balik masyarakat menaruh kepercayaan kepada negara dengan maksud baiknya itu, dan tentunya masyarakat juga akan menanti program pengoptimalan dari kebijakan pemerintah tersebut serta mendo'akan agar negara sukses yang akhirnya harga BBM bisa turun dan kita sudah mempunyai sesuatu yang baru dari suksesnya program pemerintah selama 2 tahun itu" 

Apa bisa dimengerti kan maksud saya ?! 

Tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur mendingan kita simak dibawah ini :

     
Anakku yang sholehah ini gak peduli BBM mau naik atau turun, yang ia peduli jajan jalan terus. "Kalo BBM mahal ganti aja pake Whatsapp," katanya. Hehehe... "Bener juga, Nak. Yang selalu turun itu kolor, kalo BBM "nerekel." itu dalam bahaa sunda yang artinya "naik terus".

Sejak dahulu berganti presiden dan BBM naek saya selalu berdoa agar Allah memberi rejeki lebih besar daripada harus larut dalam ketakutan dan kecemasan. Buktinya banyak orang yang katanya miskin di rumah-rumah mereka ada motor baru dan hidup terus berlanjut dengan baik.
Karena Kita Punya Tuhan Yang Maha Kaya..!!

Pengunjung